Senin, 08 November 2010

Fort Rotterdam

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.

Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.

Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar.

Add caption



Add caption

BENTENG ROTTERDAM

Benteng Rotterdam yang sekarang dikenal dengan nama Benteng Makassar, adalah salah satu peninggalan sejarah keperkasaan kerajaan masa lalu Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa yang merupakan kerajaan yang sangat kuat dan
berjaya pada abad XVII, dengan kota perniagaannya Makassar.

Kerajaan Makassar pada masa itu dilihat dari arah laut adalah sebuah yang dilengkapi dengan
perbentengan. Kerajaan benteng_rotterdam.jpgini mempunyai 17 benteng yang melindungi ibukota Makassar dan daerahnya sekitarnya.

Pada tahun 1667 ketika raja Gowa dikalahkan Belanda, semua benteng dimusnahkan kecuali Rotterdam. Sedangkan Benteng Somba Opu setelah dua tahun kemudian dihancurkan secara total oleh Belanda.


Benteng Rotterdam sejak awal dibangun oleh raja Gowa X pada tahun 1545 yang bernama "Imarigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung", yang juga terkenal dengan nama "Tunipallangga Ulaweng". 

Pancasila Versi Bahasa Makassar

LIMA PASSALA (Bicara Mangkasara)

1(Se're). Annyombaki Rikaraeng Mase're

2(Rua). Accera Sitongka-tongka Rilalang Pangadakkang

3(Tallu). Abbulo Sibatang Ri Pa'rasanganta

4(Appa'). Na Iyya Rakyaka Ammile Wakkele Poro Langatoroki Ri Sikamma Rupa Taua

5(Lima). Adelekki Mange Ri Sikamma Tuma'buttaya

Suku Makassar

Suku Makassar adalah nama Melayu untuk sebuah etnis yang mendiami pesisir selatan pulau Sulawesi. Lidah Makassar menyebutnya Mangkassara' berarti Mereka yang Bersifat Terbuka.

Etnis Makassar ini adalah etnis yang berjiwa penakluk namun demokratis dalam memerintah, gemar berperang dan jaya di laut. Tak heran pada abad ke-14-17, dengan simbol Kerajaan Gowa, mereka berhasil membentuk satu wilayah kerajaan yang luas dengan kekuatan armada laut yang besar berhasil membentuk suatu Imperium bernafaskan Islam, mulai dari keseluruhan pulau Sulawesi, kalimantan bagian Timur, NTT, NTB, Maluku, Brunei, Papua dan Australia bagian utara. Mereka menjalin Traktat dengan Bali, kerjasama dengan Malaka dan Banten dan seluruh kerajaan lainnya dalam lingkup Nusantara maupun Internasional (khususnya Portugis). Kerajaan ini juga menghadapi perang yang dahsyat dengan Belanda hingga kejatuhannya akibat adudomba Belanda terhadap Kerajaan taklukannya.

Berbicara tentang Makassar maka adalah identik pula dengan suku Bugis yang serumpun. Istilah Bugis dan Makassar adalah istilah yang diciptakan oleh Belanda untuk memecah belah kedua etnis ini. Hingga pada akhirnya kejatuhan Kerajaan Makassar pada Belanda, segala potensi dimatikan, mengingat Suku ini terkenal sangat keras menentang Belanda. Dim anapun mereka bertemu Belanda, pasti diperanginya. Beberapa tokoh sentral Gowa yang menolak menyerah seperti Karaeng Galesong, hijrah ke Tanah Jawa memerangi Belanda disana. Bersama armada lautnya yang perkasa, memerangi setiap kapal Belanda yang mereka temui.

Sejarah Makassar masih sangat panjang. Generasi demi generasi yang terampas harga diri dan kepercayaan dirinya sedang bangkit bertahap demi bertahap sambil berusaha menyambung kebesaran nama Makassar, "Le'ba Kusoronna Biseangku, Kucampa'na Sombalakku. Tamammelokka Punna Teai Labuang"

Gothic metal

Gothic metal or goth metal is a subgenre of heavy metal music. Gothic metal combines the aggression of heavy metal with the dark melancholy of gothic rock. The music of gothic metal is diverse with bands known to adopt the gothic approach to different styles of heavy metal music. The genre originated during the early 1990s in Europe originally as an outgrowth of doom/death, a fusion of death metal and doom metal. Lyrics are generally melodramatic and mournful with inspiration from gothic fiction as well as personal experiences.

Pioneers of gothic metal include Paradise Lost, My Dying Bride and Anathema, all from the north of England. Other pioneers from the first half of the 1990s include Type O Negative from the United States, Tiamat from Sweden, and The Gathering from the Netherlands. Norwegian band Theatre of Tragedy developed the "beauty and the beast" aesthetic of combining aggressive male vocals with clean female vocals, a contrast that has since been adopted by many gothic metal groups. During the mid-1990s, Moonspell, Theatres des Vampires and Cradle of Filth brought the gothic approach to black metal. By the end of the decade, a symphonic metal variant of gothic metal had been developed by Tristania and Within Temptation.

In the 21st century, gothic metal has moved towards the mainstream in Europe, particularly in Finland where groups such as The 69 Eyes, Entwine, HIM, Lullacry, Poisonblack and Sentenced have released hit singles or chart-topping albums. In the US, however, only a few bands such as HIM[1], Lacuna Coil[2], Evanescence[3]and Cradle of Filth[4] have found commercial succe

Minggu, 07 November 2010

Punk rock

Punk rock is a rock music genre that developed between 1974 and 1976 in the United States, the United Kingdom, and Australia. Rooted in garage rock and other forms of what is now known as protopunk music, punk rock bands eschewed the perceived excesses of mainstream 1970s rock. They created fast, hard-edged music, typically with short songs, stripped-down instrumentation, and often political, anti-establishment lyrics. Punk embraces a DIY (do it yourself) ethic, with many bands self-producing their recordings and distributing them through informal channels.

By late 1976, bands such as the Ramones, in New York City, and the Sex Pistols and The Clash, in London, were recognized as the vanguard of a new musical movement. The following year saw punk rock spreading around the world, and it became a major cultural phenomenon in the United Kingdom. For the most part, punk took root in local scenes that tended to reject association with the mainstream. An associated punk subculture emerged, expressing youthful rebellion and characterized by distinctive styles of clothing and adornment and a variety of anti-authoritarian ideologies.

By the beginning of the 1980s, faster, more aggressive styles such as hardcore and Oi! had become the predominant mode of punk rock. Musicians identifying with or inspired by punk also pursued a broad range of other variations, giving rise to post-punk and the alternative rock movement. By the turn of the century, pop punk had been adopted by the mainstream, with bands such as Green Day and The Offspring bringing the genre widespread popularity.

Dynamic Host Configuration Protocol

Dynamic Host Configuration Protocol (DCHP) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

Active Directory Service Interfaces

Biasanya disingkat dengan ADSI. merupakan sebuah service berbasis COM, yang membuat ADSI tunduk terhadap aplikasi client untuk mengakses berbagai macam resource yang terhubung dalam suatu koneksi, sehingga didapatkan dengan alamat yang tepat terhadap direktori yang dimaksud, termasuk misalnya Windows Directory Services dan Lightweight Directory Access Protocol (LDAP). ADSI ini, aplikasi yang dijalankan dari client dari pelaksanaan eksekusinya dan detil operasionalnya terhadap dasar-dasar proses pengiriman data maupun proses dari protokol.